Laman

Selasa, 19 April 2011

13,5 Persen Jajanan Anak Sumbang Kasus Keracunan

Jakarta, Kasus keracunan pangan memang bisa disebabkan oleh makanan apapun. Tapi berdasarkan data diketahui tahun 2010 jajanan pangan menyumbang kasus keracunan sebesar 13,5 persen.

"Data surveilans KLB keracunan pangan tahun 2010 terdapat 163 kejadian, dan berdasarkan jenis pangannya diketahui jajanan pangan berkontribusi terhadap kasus keracunan sebesar 13,5 persen," ujar Kepala Badan POM, Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc dalam acara seminar Gizi Lebih: Ancaman Tersembunyi Masa Depan Anak Indonesia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (20/4/2011).

Kustantinah menuturkan saat ini tingkat keamanan dari pangan jajanan anak sekolah (PJAS) masih rendah. PJAS sendiri adalah
pangan siap saji yang ditemui di lingkungan sekolah dan secara umum dikonsumsi oleh sebagian besar anak sekolah.

Selain itu berdasarkan pengawasan yang dilakukan BPOM periode 2008-2011 menunjukkan bahwa sekitar 40-44 persen jajanan anak sekolah ini tidak memenuhi syarat. Kondisi ini merupakan masalah yang serius karena dapat memperburuk status gizi anak akibat terganggunya asupan gizi.

Padahal studi yang dilakukan oleh IPB, Bogor tahun 2004 diketahui bahwa jajanan anak sekolah ini menyumbang 36 persen kebutuhan energi anak. Jajanan ini mencakup makanan di kantin dan juga pedagang di sekitar lingkungan sekolah.

Kustantinah menuturkan ada beberapa potensi masalah dari pangan jajanan anak sekolah ini yaitu:

Mengandung pemanis buatan secara berlebihan
Mengandung bahan pewarna yang seharusnya tidak digunakan untuk makanan, seperti rhodamin B (untuk warna merah) dan methanil yellow (untuk warna kuning)
Mengandung bahan makanan berbahaya seperti boraks atau formalin
Buruknya higien (tidak mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan) dan sanitasi (tidak tersedianya air bersih) sehingga bisa memicu terjadinya cemaran mikroba dan zat kimia.

Upaya yang saat ini telah dilakukan adalah pengawasan dengan melakukan sampling dan pengujian jajanan anak (secara kualitatif dan kuantitatif) serta mengoperasionalkan mobil laboratorium keliling.

"Pada 31 Januari 2011 juga telah dicanangkan gerakan nasional menuju pangan jajanan yang aman, bermutu dan bergizi oleh Wakil Presiden RI," ujar Kustantinah.

Tujuan dari gerakan ini adalah untuk meningkatkan pangan jajanan anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi dengan memberdayakan komunitas sekolah. Diharapkan terjadi peningkatan persentase jajanan anak yang memenuhi syarat dari 56 persen menjadi 90 persen dalam kurun waktu 3 tahun (2012-2014).Sumber detikhealt.com